**,"Belum ada titik api yang terpantau berasal dari lahan perusahaan. Tapi tetap harus waspada. Kami identifikasi titiknya lengkap, tidak asal tebak, karena pakai aplikasi dengan koordinat yang jelas,"**
PALI, BARRASUMSEL.Id--- Pemerintah Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) bersiaga menghadapi potensi bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutlah) yang semakin mengintai wilayahnya.
Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Pemkab PALI menggelar Rapat Koordinasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Penanggulangan Karhutlah pada Rabu, 16 Juli 2025, di ruang rapat Sekretariat Daerah PALI, Jalan Merdeka KM 10, Kelurahan Handayani Mulya, Kecamatan Talang Ubi.
Rapat ini dibuka secara resmi oleh Bupati PALI Asgianto, ST, yang diwakili oleh Asisten Administrasi Umum, Haryono, dan dihadiri jajaran Forkopimda, perwakilan perusahaan, serta sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
Plt. Kepala BPBD Kabupaten PALI, Ir. Ahmad Hidayat, mengungkapkan bahwa sejak Januari hingga 15 Juli 2025, sebanyak 63 titik panas (hotspot) terdeteksi melalui sistem pemantauan berbasis aplikasi. Titik-titik ini mayoritas berada di lahan mineral dan lahan milik masyarakat yang dibuka dengan cara dibakar.
"Belum ada titik api yang terpantau berasal dari lahan perusahaan. Tapi tetap harus waspada. Kami identifikasi titiknya lengkap, tidak asal tebak, karena pakai aplikasi dengan koordinat yang jelas," ujar Dayat, sapaan akrabnya.
Ia juga menyebutkan bahwa dari lima kecamatan di Kabupaten PALI, seluruhnya masuk dalam zona rawan Karhutlah, dengan jumlah desa terdampak mencapai puluhan. Rinciannya: Tanah Abang (8 desa), Penukal (11 desa), Penukal Utara (14 desa), Abab (8 desa), dan sejumlah desa di kecamatan Talang Ubi.
Dayat juga secara khusus menyoroti keberadaan lahan gambut yang berizin maupun tidak berizin. Ia mengingatkan kembali tragedi kebakaran tahun lalu di kawasan Danau Burung, Penukal Utara, yang menimbulkan kerugian ekologis dan kesehatan masyarakat.
"Kita tidak ingin kejadian itu terulang. Jangan sampai PALI masuk pemberitaan internasional karena menjadi episentrum Karhutlah," tegasnya.
Sebagai bentuk kesiapsiagaan, BPBD PALI telah dan akan terus melakukan berbagai upaya seperti penyebaran maklumat terkait larangan membakar lahan, sosialisasi ke desa-desa rawan, patroli bersama lintas instansi, serta apel gabungan dalam waktu dekat.
Ia juga mengajak masyarakat untuk lebih peduli, karena menurutnya, bencana adalah urusan bersama. Ia tak lupa mengingatkan perusahaan untuk melengkapi peralatan pemadam kebakaran dan ikut berperan aktif dalam mitigasi.
Sementara itu, Asisten Administrasi Umum, Haryono, menegaskan bahwa Karhutlah bukan hanya disebabkan oleh faktor alam, melainkan juga oleh ulah manusia. Ia menyebut pentingnya sinergi antar instansi dan perusahaan dalam menanggulangi bencana ini.
"Kami minta seluruh pemangku kepentingan menguatkan komunikasi dan koordinasi. Jangan sampai ada yang berjalan sendiri-sendiri. Ingat, sesuai instruksi Presiden, izin perusahaan bisa dicabut jika terbukti lalai dalam mencegah Karhutlah di wilayah konsesinya," tegas Haryono.
Dengan masuknya Kabupaten PALI dalam lima besar daerah rawan Karhutlah di Sumsel, Pemkab berharap seluruh pihak meningkatkan kewaspadaan. Asap bukan hanya merusak lingkungan, tetapi juga mengancam kesehatan dan masa depan generasi. (B4RR4/Red)