**,"Namun harapan itu pupus. Ketika wartawan meminta izin wawancara kepada salah satu ajudan GM PLN, ia hanya menjawab singkat, “Next time,”**
GM menolak diwawancarai dan memilih langsung meninggalkan lokasi acara,
PALI, BARRASUMSEL .Id--– Momen peluncuran Program Penyalaan Jaringan Listrik Baru (Penyulang Kapal) yang mendukung program PALI Terang Bahagia pada Rabu (25/6/2025) di Desa Talang Bulang, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten PALI, berlangsung meriah.
Namun di balik gemerlap acara yang dihadiri Gubernur Sumsel Herman Deru itu, muncul catatan kurang mengenakkan: awak media merasa diabaikan saat hendak melakukan wawancara dengan pihak PLN.
Usai seremoni peluncuran yang turut dihadiri General Manager PLN UID S2JB, Adhi Herlambang, insan pers mencoba menjalankan tugas jurnalistik dengan mewawancarai sang GM.
Namun upaya itu gagal total. Sang GM menolak diwawancarai dan memilih langsung meninggalkan lokasi acara, sementara jajaran manajemen PLN lainnya kompak menolak bicara dengan alasan "tidak memiliki wewenang".
Kronologi Kekecewaan Pers
Usai acara utama, konferensi pers digelar di samping panggung utama. Gubernur Herman Deru menyampaikan pernyataan singkat kepada awak media sekitar tiga menit, kemudian langsung menuju ruang transit VVIP bersama GM PLN, Wakil Bupati PALI Iwan Tuaji, dan jajaran lainnya.
Tak lama, Gubernur beranjak ke lapangan tempat helikopter menunggu. Usai mengantar Gubernur, GM PLN dan rombongan kembali ke lokasi acara dan menyempatkan foto bersama. Sementara itu, para awak media masih bertahan, berharap bisa mendapatkan pernyataan langsung dari GM PLN.
Namun harapan itu pupus. Ketika wartawan meminta izin wawancara kepada salah satu ajudan GM PLN, ia hanya menjawab singkat, “Next time,” dengan alasan sang GM harus segera mengejar penerbangan ke Surabaya.
Wartawan tetap mencoba melakukan doorstop interview, tapi kembali dihalangi dengan alasan yang sama. GM PLN pun akhirnya meninggalkan lokasi dengan kendaraan dinas tanpa sempat memberikan waktu 2–3 menit untuk wawancara.
Tidak berhenti di situ, awak media beralih kepada jajaran PLN UP3 Lubuklinggau dan ULP Pendopo. Namun hasilnya tetap nihil. Para pejabat di tingkat bawah memilih diam dan menghindar, berdalih tidak berwenang memberikan pernyataan karena takut salah bicara.
PLN Minta Maaf
Menanggapi hal ini, Barrasumsel.Id mengutip dari media redaksi Citra Sumsel mencoba mengonfirmasi ke Humas PLN UP3 Lubuklinggau, Ahmad Erwin. Ia menyampaikan permintaan maaf atas kejadian tersebut.
“Bukan tidak bersedia, tapi beliau (GM) memang harus mengejar pesawat sore ini ke Surabaya. Teman-teman di lapangan tidak ada yang berani jadi juru bicara karena memang tidak punya wewenang,” jelas Ahmad melalui pesan WhatsApp.
Ia juga menyebut bahwa informasi sudah sempat dikoordinasikan dengan beberapa wartawan. “Tadi ada yang koordinasi, dan katanya info sudah cukup,” klaimnya.
PALI Menuju Listrik Stabil dan Merata
Dalam wawancaranya, Gubernur Sumsel Herman Deru menyampaikan bahwa dengan penyalaan jaringan listrik baru ini, lebih dari 22.000 warga PALI akan merasakan listrik yang stabil dan berkekuatan 220 Volt.
Selama ini, warga sering mengeluh soal pemadaman mendadak dan tegangan tidak stabil akibat kabel tertimpa pohon atau gangguan teknis lainnya.
Sebagai solusi, Pemprov Sumsel mengeluarkan edaran agar kabel listrik diamankan dari dahan pohon. Selain itu, penyulang kapal—yang disebut sebagai “tol listrik”—dianggap menjadi terobosan penting dalam mewujudkan sistem distribusi yang andal dan minim gangguan.
“Mulai hari ini, mati lampu di PALI hampir tidak berlaku lagi. Listrik stabil, alat elektronik tidak cepat rusak, dan kualitas hidup masyarakat meningkat,” ujar Gubernur.
Aspirasi dari Daerah
Kepala Desa Talang Bulang, Menriadi, turut menyampaikan apresiasi atas dipilihnya desanya sebagai lokasi peluncuran. “Ini bentuk dukungan kami terhadap program pemerintah. Semoga setelah ini tidak ada lagi istilah ‘lampu mati’ di PALI,” katanya.
Hadir dalam acara ini Wakil Bupati PALI Iwan Tuaji, GM PLN Adhi Herlambang, Sekda PALI, Forkopimda, serta para kepala OPD di lingkungan Pemkab PALI.
Namun sayang, semangat besar dalam membangun energi di PALI tak dibarengi dengan keterbukaan kepada media. Sebuah pelajaran bahwa pembangunan infrastruktur tak hanya soal kabel dan listrik, tapi juga komunikasi publik yang terbuka dan responsif. (B4RR4/RED)