Notification

×

Iklan


 

Harusnya Hari Ini Mereka Yang Paling Bangga, Tangis Haru Risky Ajeng Untuk Almarhum Sang Ayah

Rabu, 01 Oktober 2025 | Oktober 01, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-10-10T11:42:04Z

" perjuangan membagi waktu antara sekolah dan rumah. Tapi Alhamdulillah, semua bisa dilewati,”

pelantikan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), tersimpan kisah haru seorang guru muda, Risky Ajeng Prihastiningthyas, S.Pd.


PALI, BARRASUMSEL.Id– Di balik toga dan senyum bahagia pelantikan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), tersimpan kisah haru seorang guru muda, Risky Ajeng Prihastiningthyas, S.Pd.


Perempuan kelahiran Pendopo, 23 April 1999 ini, ibarat pelita kecil yang kini menyala terang di SMP Negeri 1 Talang Ubi, tempat ia mengabdi sejak tahun 2021 sebagai guru IPA. Setelah menapaki jalan panjang penuh liku, Risky resmi dilantik menjadi PPPK, Rabu (1/10/2025), dengan hati yang penuh rasa syukur.


“Sangat berbahagia. Semoga amanah yang diberikan ini bisa menjadi motivasi untuk mendidik para siswa agar lebih baik lagi,” ungkap Risky dengan mata berkaca-kaca.


Namun di balik kebahagiaan itu, ada air mata yang tertahan. Di puncak pencapaiannya sebagai abdi negara, dua sosok ayah yang dicintainya tidak lagi hadir untuk menyaksikan. Sang ayah, Purna TNI Sertu Joko Suwarno, dan ayah mertua, M. Haryanto Hanas, telah lebih dulu berpulang.


“Harusnya hari ini mereka yang paling bangga. Tapi saya yakin doa mereka tetap mengalir dari alam sana,” lirihnya.


Meski demikian, Risky tidak berjalan sendiri. Masih ada dua cahaya kecil yang menjadi sumber kekuatannya, yakni buah hati tercinta Raaina dan Reynand, serta suami Marchindo yang selalu mendukung langkahnya. 

Peran ganda sebagai pendidik dan ibu rumah tangga tidak pernah memadamkan semangatnya, justru menjadi kobaran api yang menguatkan.


“Lika-liku perjalanan ini bukan hanya tentang ujian profesi, tetapi juga perjuangan membagi waktu antara sekolah dan rumah. Tapi Alhamdulillah, semua bisa dilewati,” tuturnya.


Kini, di pundaknya, Risky tidak hanya mengemban amanah negara, tapi juga cita-cita luhur kedua orang tua perempuan yang masih membersamainya, Ida Royani dan Sri Maryati, yang terus memberi restu dan doa.

Perjalanan Risky adalah potret nyata bahwa menjadi guru bukan sekadar profesi, melainkan sebuah panggilan jiwa. Seperti matahari yang rela terbakar demi memberi terang, begitu pula dirinya yang siap mengabdikan ilmu untuk generasi penerus bangsa. (B4RR4/Red)

×
Berita Terbaru Update